Monday, September 08, 2008

Sekapur Sirih tentang Research-Ku

Harian Pikiran Rakyat pada situsnya http://www.pikiran-rakyat.com/ : pada bulan Mei 2004, menyebutkan bahwa Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) yaitu Lembaga sosial yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Rehabilitasi Sosial yang bergerak dalam perluasan pemakaian huruf braille bagi penderita cacat netra, sampai saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan ideal akan bahan bacaan bagi tuna netra di seluruh Indonesia. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1998 jumlah tuna netra mencapai 1.884.557 jiwa atau 0,90% dari jumlah penduduk Indonesia saat itu (data BPS 1998 jumlah penduduk Indonesia 209.395.222 jiwa). Hal ini di karenakan mesin pencetak dengan sistem komputerisasi (printer braille) masih terbatas dan juga beberapa mesin manual (reglet) yang digunakan oleh yayasan ini untuk memproduksi cetakan huruf braille sudah cukup tua dan sulit mendapatkan suku cadang di pasaran bila terjadi kerusakan. Sementara mesin cetak komputer yang ada di yayasan tersebut jumlahnya hanya empat unit yang dipinjam dari Departemen Pendidikan Nasional yang bekerja sama dengan Braille Norwegia. Harian ini juga menyebutkan harga printer braille dari Norwegia untuk seri 400 kurang lebih Rp 600 juta sedangkan seri 200 kurang lebih Rp 400 juta.
Mahalnya harga perangkat cetak braille berakibat mahalnya barang-barang cetakan dengan huruf braille. Demikian pula barang cetakan dalam bentuk Al-Qur'an Braille. Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa harga 1 set Al-Qur'an Braille berkisar antara 1 juta hingga 2 juta rupiah. Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit pada pada 4 September 2005 menyebutkan bahwa ketersediaan Al-Qur’an Braille untuk penyandang tunanetra masih sangat terbatas, yang mana jumlahnya saat itu tidak lebih dari 50 buah Al-Qur’an, padahal jumlah tunanetra muslim saat itu adalah 3000 orang. Minimnya Al-Qur’an berhuruf Braille ini mengundang keprihatinan, jika penyandang tunanetra ini tidak mendapat sarana untuk mendalami agama, maka mereka bisa tertinggal dalam beribadah, bagaimanapun sebagai mahluk ciptaan Tuhan mereka juga ingin mendekatkan diri kepada-Nya.
Pada penelitian sebelumnya peneliti telah menghasilkan editor braille Bahasa Indonesia dengan menggunakan pemrograman macro pada pengolah kata Microsoft Word. Konsep pemrograman macro ini akan diteliti untuk diterapkan sebagai editor Al-Qur'an Braille pada pengolah kata Open Office Writer.
Editor Al-Qur’an Braille adalah suatu program yang dapat digunakan untuk mengolah kata huruf-hurub Arab dan mengubahnya menjadi huruf Braille, dan kemudian mencetak huruf braille Arab hasil konversi ke embosser braille. Sedangkan Open Office adalah salah satu Word Processing Software yang sifatnya open source, sehingga dapat kita peroleh secara cuma-cuma. Open Office berfungsi sama halnya dengan word processing software lainnya, seperti MS Office, Star Office, dan lain-lain. Penggunaan Open Office ini adalah untuk mendukung Indonesia Go Open Source ! (IGOS) yaitu suatu upaya nasional dalam rangka memperkuat sistem teknologi informasi nasional serta pemanfaatan perkembangan teknologi informasi global melalui pengembangan dan pemanfaatan Open Source Software (OSS) (http://www.igos.web.id/).

No comments: