Tuesday, September 09, 2008

Bapakku Seorang Pejuang '45






Panggul Senjata untuk merah putih.

Bapakku Seorang Pejuang '45






Ini adalah foto-foto Jaman dulu yang aku ambil dari lembar cerita perjuangan bapakku di tahun 45 sd 60an.

Monday, September 08, 2008

PENERAPAN SOFTWARE TEXT TO SPEECH DALAM PEMBELAJARAN MATA KULIAH SPEAKING

Dalam silabus mata kuliah speaking Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2007 disebutkan bahwa :
“Speaking is one of important skills of English that must be acquired by the students of English Education Department, Faculty of Language and Arts, Yogyakarta State University. The acquisition of this skill will enable students to actively engage in oral communication during and upon their completion of their study. In order to acquire this skill, each student must attend 4 speaking courses (Speaking I – IV for English Education Study Program) and 5 speaking courses (Speaking I – V for English Letters Study Program). Each course offers different levels of complexities of speaking competencies, each of which mounts from casual and daily to sophisticated English language use.”

Dalam silabus tersebut dikatakan bahwa mata kuliah speaking terdiri dari empat level untuk Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, dan lima level untuk Program Studi Sastra Inggris. Level satu mata kuliah speaking pada kedua program studi ini sangat berpengaruh terhadap mata kuliah speaking pada level-level selanjutnya.

Permasalahan yang ada adalah, mahasiswa mata kuliah speaking level I sangat sering membuat kesalahan dalam mengucapkan kata-kata dalam Bahasa Inggris dengan benar. Meskipun kriteria penilaian (Assessment Criteria) pada mata kuliah speaking I hanya terdiri atas Confidence, Fluency, dan Appropriateness dari peserta kuliah, tetapi kesalahan-kesalahan tersebut harus segera ada umpan balik (feed back) untuk menunjukkan letak kesalahan tersebut.

Banyak faktor yang membuat mereka sering membuat kesalahan pengucapan. Pertama, mahasiswa semester I belum menguasai simbol-simbol fonetis yang digunakan di kamus. Padahal kamus merupakan sumber yang akurat untuk mengecek ketepatan pengucapan kata. Faktor penyebab lain adalah dalam kegiatan berbicara mahasiswa sering kali tidak memiliki waktu cukup untuk melihat pengucapan suatu kata di dalam kamus. Namun, kadang-kadang mahasiswa juga sering kali malas untuk setiap kali membuka kamus untuk mengecek bagaimana suatu kata harus diucapkan. Hal terburuk yang sering terjadi adalah mahasiswa tidak memiliki kamus. Kalaupun mereka memilikinya, kamus tersebut bukanlah kamus yang baik dan lengkap.

Model yang sekarang ada dalam pembelajaran speaking adalah, mahasiswa diberi situasi , lalu mereka latihan berbicara berdasarkan situasi yang diberikan. Pada saat mahasiswa berbicara, Dosen diharapkan tidak menginterupsi pembicaraan mahasiswa walaupun terdapat banyak kesalahan pengucapan kata. Karena bila hal tersebut dilakukan, maka dikhawatirkan motivasi dan keberanian mahasiswa untuk berbicara menurun atau bahkan hilang. Dosen hanya dapat memberikan feedback setelah aktivitas berbicara berakhir.

Kekurangan dari model ini adalah Feedback dari dosen tidak dapat mencakup semua kesalahan yang dibuat mahasiswa. Karena tujuan utama pembelajaran Speaking I adalah membangun keberanian dan kepercayaan diri mahasiswa untuk berbicara. Apabila dosen terlalu sering menunjukkan kesalahan mahasiswa, dikhawatirkan mereka tidak akan berani berbicara karena takut membuat kesalahan.

Perkembangan Komputer dan Teknologi Informasi sebenarnya dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan kekurangan pada pembelajaran speaking I di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Saat ini telah berkembang sebuah perangkat lunak (software) dengan nama Text to Speech produk dari Natural Software Reader. , yaitu sebuah program yang dapat digunakan untuk memperdengarkan pengucapan kata-kata yang ditulis dalam Bahasa Inggris. Dengan melihat fasiltas-fasilitas yang ada pada softwareText to Speech dimungkinkan software ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran mata kuliah speaking I Bahasa Inggris.

Dengan menggunaan software Text to Speech diharapkan mahasiswa dapat secara mandiri mengatasi kesulitan pengucapan kata-kata Bahasa Inggris dengan mendengarkan pengucapan kata-kata yang mereka ketik sebelumnya sesuai dengan situasi yang diberikan oleh Dosen, dan menirukan kembali pengucapan tersebut tanpa harus malu dan kehilangan percaya diri.

MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTEK ELEKTRONIKA DIGITAL MODEL BRIEFCASE TERPADU

Semakin tingginya tuntutan relevansi pendidikan dan kebutuhan tenaga industri mengakibatkan berbagai konsep pengembangan yang berhubungan dengan kurikulum, materi, media pembelajaran, metoda, dan strategi pembelajaran. Kurikulum didefinisikan sebagai satu rencana yang dikembangkan untuk mendukung proses mengajar/belajar. Salah satu diantaranya yang sekarang menjadi kebijakan adalah kurikulum berbasis kompetensi, dimana kompetensi yang dibutuhkan dirumuskan secara jelas dengan tolok ukur jelas.
Pada Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun 2004 disebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu yang memiliki ketrampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten. Lulusan yang berkompetensi hanya dapat dihasilkan dari suatu proses yang didukung komponen-komponen penunjang yang sesuai. Komponen-komponen penunjang tersebut antara lain meliputi pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi serta daya dukung peralatan yang ada di laboratorium.
Berdasarkan kurikulum SMK pada Bidang Elektronika Industri terdapat mata diklat elektronika yang terdiri dari elektronika analog dan elektronika digital. Mengacu pada kompetensi keahlian dan level kualifikasi keahlian teknik elektronika industri maka proses pembelajaran elektronika digital dituntut untuk mampu memberikan ketrampilan berkarya bagi setiap peserta didik. Agar tujuan di atas tercapai diperlukan suatu unit praktikum yang mampu untuk digunakan sebagai media pembelajaran praktek. Kenyataan yang ada di SMK, masih banyak laboratorium yang belum memiliki unit praktikum untuk elektronika digital, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : biaya, tempat, kepraktisan, serta kelengkapan unit praktikum sebagai media pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dari situs http://www.dikmenjur.go.id/ disebutkan bahwa “Dalam rangka mendukung peningkatan mutu Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Pemerintah akan mengadakan peralatan Pendidikan SMK sesuai dengan tuntutan Kompetensi dan perkembangan ilmu dan teknologi”. Peralatan pendidikan SMK tersebut diharapkan merupakan produksi lokal, ataupun teknologi pengganti (subtitution technology). Dan pada tahun 2007 ini dikmejur melalui web site-nya http://www.dikmenjur.go.id/ menawarkan pada penyedia jasa peralatan SMK untuk memberikan informasi peralatan yang dapat digunakan di SMK.

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami peneliti di Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika melalui program penelitian IPTEK yang ditawarkan oleh Lembaga Penelitian UNY merencanakan akan meneliti tentang desain ”Media Pembelajaran Praktek Elektronika Digital Dengan Model Briefcase Terpadu”. Briefcase terpadu yang kami teliti dirancang untuk dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan fasilitas lengkap , tidak memerlukan tempat luas, praktis penggunaannya karena semua fasilitas sudah tersedia dalam satu cashing dan mudah dibawa , serta dilengkapi dengan modul pembelajaran untuk praktek elektronika digital. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mengatasi masalah yang selama ini dihadapi oleh SMK dalam masalah penyediaan media pembelajaran untuk praktek Elektronika Digital dan masalah ketersediaan ruang lab untuk praktikum.

Media Pembelajaran Huruf Braille

Didalam http://pustaka.ut.ac.id/learning.php? tentang Pengantar Pendidikan Luar Biasa disebutkan bahwa Tunanetra sebagaimana orang awas lainnya, membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Oleh karena adanya gangguan penglihatan, Tunanetra membutuhkan layanan khusus untuk merehabilitasi kelainannya, yang meliputi: latihan membaca dan menulis huruf Braille, penggunaan tongkat, orientasi dan mobilitas, serta latihan visual/fungsional penglihatan. Sedangkan strategi pembelajaran bagi tunanetra; pada dasarnya sama dengan strategi pembelajaran bagi orang awas, hanya dalam pelaksanaannya memerlukan modifikasi sehingga pesan atau materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima/ditangkap oleh tunanetra melalui indera-indera yang masih berfungsi.
Media Pembelajaran yang diterapkan pada anak-anak tunanetra di beberapa Sekolah Luar Biasa (SLB) meliputi: alat bantu menulis huruf Braille (reglet, pen dan mesin ketik Braille); alat bantu membaca huruf Braille (papan huruf dan optacon); alat bantu berhitung (cubaritma, abacus/sempoa, speech calculator), serta alat bantu yang bersifat audio seperti tape-recorder.
Khusus Alat bantu membaca huruf Braille adalah alat bantu pembelajaran untuk mengenal huruf Braille alat ini biasa disebut pantule singkatan dari Papan Tulis Braille. Alat ini terdiri dari paku-paku yang dapat ditempel pada papan sehingga membentuk kombinasi huruf Braille, seperti laci atau kotak peti, terbuat dari papan dengan lubang-lubang tempat memasukkan pin-pin logam. Salah satu kelemahan Pantule ada pada pinnya yang terlepas dari papannya, sehingga kerap hilang. Selain itu, ukurannya yang relatif besar dan terbuat dari papan membuatnya berat untuk dibawa-bawa.

Sekapur Sirih tentang Research-Ku

Harian Pikiran Rakyat pada situsnya http://www.pikiran-rakyat.com/ : pada bulan Mei 2004, menyebutkan bahwa Balai Penerbitan Braille Indonesia (BPBI) yaitu Lembaga sosial yang berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Rehabilitasi Sosial yang bergerak dalam perluasan pemakaian huruf braille bagi penderita cacat netra, sampai saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan ideal akan bahan bacaan bagi tuna netra di seluruh Indonesia. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 1998 jumlah tuna netra mencapai 1.884.557 jiwa atau 0,90% dari jumlah penduduk Indonesia saat itu (data BPS 1998 jumlah penduduk Indonesia 209.395.222 jiwa). Hal ini di karenakan mesin pencetak dengan sistem komputerisasi (printer braille) masih terbatas dan juga beberapa mesin manual (reglet) yang digunakan oleh yayasan ini untuk memproduksi cetakan huruf braille sudah cukup tua dan sulit mendapatkan suku cadang di pasaran bila terjadi kerusakan. Sementara mesin cetak komputer yang ada di yayasan tersebut jumlahnya hanya empat unit yang dipinjam dari Departemen Pendidikan Nasional yang bekerja sama dengan Braille Norwegia. Harian ini juga menyebutkan harga printer braille dari Norwegia untuk seri 400 kurang lebih Rp 600 juta sedangkan seri 200 kurang lebih Rp 400 juta.
Mahalnya harga perangkat cetak braille berakibat mahalnya barang-barang cetakan dengan huruf braille. Demikian pula barang cetakan dalam bentuk Al-Qur'an Braille. Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa harga 1 set Al-Qur'an Braille berkisar antara 1 juta hingga 2 juta rupiah. Harian Kedaulatan Rakyat yang terbit pada pada 4 September 2005 menyebutkan bahwa ketersediaan Al-Qur’an Braille untuk penyandang tunanetra masih sangat terbatas, yang mana jumlahnya saat itu tidak lebih dari 50 buah Al-Qur’an, padahal jumlah tunanetra muslim saat itu adalah 3000 orang. Minimnya Al-Qur’an berhuruf Braille ini mengundang keprihatinan, jika penyandang tunanetra ini tidak mendapat sarana untuk mendalami agama, maka mereka bisa tertinggal dalam beribadah, bagaimanapun sebagai mahluk ciptaan Tuhan mereka juga ingin mendekatkan diri kepada-Nya.
Pada penelitian sebelumnya peneliti telah menghasilkan editor braille Bahasa Indonesia dengan menggunakan pemrograman macro pada pengolah kata Microsoft Word. Konsep pemrograman macro ini akan diteliti untuk diterapkan sebagai editor Al-Qur'an Braille pada pengolah kata Open Office Writer.
Editor Al-Qur’an Braille adalah suatu program yang dapat digunakan untuk mengolah kata huruf-hurub Arab dan mengubahnya menjadi huruf Braille, dan kemudian mencetak huruf braille Arab hasil konversi ke embosser braille. Sedangkan Open Office adalah salah satu Word Processing Software yang sifatnya open source, sehingga dapat kita peroleh secara cuma-cuma. Open Office berfungsi sama halnya dengan word processing software lainnya, seperti MS Office, Star Office, dan lain-lain. Penggunaan Open Office ini adalah untuk mendukung Indonesia Go Open Source ! (IGOS) yaitu suatu upaya nasional dalam rangka memperkuat sistem teknologi informasi nasional serta pemanfaatan perkembangan teknologi informasi global melalui pengembangan dan pemanfaatan Open Source Software (OSS) (http://www.igos.web.id/).